“KOMPAS”, Petrokimia Gresik Raih Apresiasi Terbanyak

Surabaya, 7 Februari 2019 – Apresiasi bagi para pegiat media hadir kembali. Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) kali ini terasa spesial sebab apresiasi Indonesia Print Media Awards (IPMA) tahun ini genap berlangsung satu dekade, diikuti dengan The 8th Indonesia inhouse Magazine Awards (InMA), The 8th Indonesia Student Print Media Awards (ISPRIMA) 2018, dan The 6th Indonesia Young Readers Awards (IYRA).

Apresiasi ini diikuti oleh total 766 entri, melibatkan sepuluh dewan juri yang kompeten dibidangnya. Penjurian  berlangsung secara maraton di Jakarta dari tanggal 15 – 17 Januari 2019. Sementara puncak acara diadakan malam ini di Surabaya, Kamis (7/2/2019). Tahun ini, KOMPAS kembali memboyong apresiasi terbanyak dengan meraih delapan penghargaan IPMA, diikuti PT Petrokimia Gresik dengan lima apresiasi InMA.

Ada makna mendalam dari tema “Kreativitas Tanpa Batas di Era Disrupsi” yang diusung tahun ini. Bahwa meski bisnis industri media cetak makin menantang, namun kreativitas dalam penyajian konten harus diperkaya dengan ide-ide baru yang lebih mendekatkan diri dengan pembaca. “Tujuannya, agar kepercayaan publik terhadap media, terutama cetak, tetap terjaga,” kata Direktur Eksekutif SPS Pusat Asmono Wikan.

Hal ini tampaknya disadari betul oleh para pelaku media. Terbukti, meskipun jumlah entri menurun ketimbang tahun lalu, tetapi karya para peserta dipastikan makin berkualitas. Beberapa dewan juri bahkan mengakui adanya perkembangan kualitas yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Seperti yang diakui  Oscar Motulloh, Kepala Divisi Museum dan Galeri Foto Jurnalistik Kantor Berita ANTARA. Pria yang kembali didapuk menjadi juri kategori IPMA dan IYRA ini mengaku cukup puas dengan penggambaran peristiwa yang dituangkan para peserta lewat sudut pandang fotografi.

Sama halnya dengan Editor Visual Harian KOMPAS Danu Kusworo. Ia melihat ada perubahan menarik pada sampul muka hasil karya peserta InMA. “Dulunya text thinking sekarang menjadi visual thinking,” kata pria yang juga menjadi juri sampul muka ISPRIMA.

Sementara itu, Nina Armando, Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia, yang didapuk sebagai juri IPMA dan IYRA turut memberikan kesan positif. “Beberapa sampul muka para peserta mengandung pesan yang menohok, kuat, bahkan hingga menggugah emosi,” katanya.

Ndang Sutisna, Juri IPMA dan IYRA, pun terkejut dengan kualitas ide dan kreativitas para pelaku media-media di daerah, bahkan media yang tergolong baru. “Ada media yang menciptakan ilustrasi yang menggabungkan antara unsur fotografi dengan montase. Menarik sekali,” ujar Executive Creative Director First Position Group.

Dari segi isu, Presiden Direktur Prominent PR Ika Sastrosoebroto, mencermati para peserta ISPRIMA dari luar Jawa umumnya mengangkat isu tentang peraturan dan kesenjangan sosial. Sementara mereka dari Pulau Jawa lebih tertarik mengulas isu tentang tantangan internasional, modernitas, dan millennial. “Bicara soal penarikan isu tidak bisa dibandingkan secara apple to apple. Sebab, tujuan dari menciptakan media dan ekosistem tempat masing-masing media itu berbeda,” ujarnya.

Sementara juri IPMA untuk kategori baru, yakni Editorial dan Laporan Investigasi, Agus Sudibyo,  menggarisbawahi beberapa karya jurnalisme investigasi yang mampu mengangkat isu penting yang belum muncul bahkan dianggap tabu ke permukaan. Pria yang juga peneliti isu media dan komunikasi itu mengapresiasi media cetak yang mampu menyajikan karya sesuai standar jurnalisme investigasi—tidak mengekor isu media daring, apalagi media sosial—mengandung unsur human interest, kepentingan publik, penyajian dan bahasa yang menarik, serta menaati kode etik jurnalistik.

Selain malam penghargaan, acara yang dihadiri 400 pimpinan perusahaan pers se-Indonesia, tokoh pers nasional, pimpinan humas korporasi, dan lembaga pemerintah ini juga dimeriahkan dengan Pelantikan Ketua Umum SPS Pusat Terpilih Periode 2019 – 2023, Pelantikan Pengurus SPS Cabang dan Penganugerahan Penghargaan SPS cabang Terbaik 2019.

Selamat kepada para pemenang. Sampai jumpa di ajang serupa tahun depan! ***  

 

Tentang SPS

Serikat Perusahaan Pers (SPS) merupakan wadah berkumpulnya para penerbit pers cetak. Lahir di Yogyakarta, 8 Juni 1946. Kini anggota organisasi ini tidak sebatas media cetak, tapi juga terbuka bagi media noncetak (on-line dan penyiaran).

Tiap tahun, SPS rutin mengadakan ajang penghargaan IPMA, InMA, IYRA, dan ISPRIMA. Apresiasi ini adalah wujud dedikasi organisasi untuk memicu lahirnya karya-karya sampul muka media cetak dan digital (e-magazine). Juri yang dilibatkan tahun ini meliputi Nina Armando (IPMA), Ahmad Djauhar (IPMA), Asmono Wikan (InMA dan ISPRIMA), Danu Kusworo (InMA dan ISPRIMA), Ika Sastrosoebroto (InMA dan ISPRIMA) sedangkan Oscar Matulloh (IPMA dan IYRA), Mas Sulistyo (IPMA), Ndang Sutisna (IPMA dan IYRA), Agus Sudibyo (IPMA) dan Hermanus (IPMA, IYRA).

 

Informasi lebih lanjut hubungi:

Asmono Wikan -- Direktur Eksekutif SPS Pusat

M: 0811 1919 36; E:  asmono.wikan@gmail.com

Daftar pemenang dapat diunduh di laman resmi SPS: www.spsindonesia.org